Agama Islam diturunkan dengan bertujuan untuk memurnikan
peribadatan hanya kepada Allah Ta'ala semata dan menafikan sesembahan
lainnya. Banyak di antara kita yang telah mengetahui bahwa masyarakat
Arab jahiliyah adalah masyarakat yang menyembah berhala. Salah satu
tujuan mereka menyembah berhala-berhala itu antara lain adalah sebagai
washilah yang akan mendekatkan diri mereka kepada Allah Ta'ala. Jadi,
disamping mereka mengakui Allah Ta'ala sebagai pencipta, mereka juga
mengakui sesembahan lain selain Allah yang mereka gunakan sebagai sarana
taqarrub ilallah, dan mereka telah terjatuh kepada syirik akbar.
Wal'iyadzubillah. Namun siapakah yang pertama kali memulai penyembahan
berhala di jazirah Arab? Catatan singkat ini akan membahasnya. Dengan
memohon izin dan taufiq Allah Azza wa Jalla.
Ibnu Ishaq berkata, Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amr bin
Hazm berkata kepadaku dari ayahnya yang berkata, aku diberitahu bahwa
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Aku melihat 'Amr bin
Luhai menyeret usus-ususnya di neraka. Aku bertanya kepadanya tentang
manusia (yang hidup) antara aku dengannya, ia menjawab, "Mereka telah
binasa." [Sanadnya mursal, Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amr tidak pernah
bertemu dengan Rasulullah. Hadits ini dikuatkan oleh hadits riwayat Imam
Bukhari no. 4257 dari jalan Sa'id bin Al-Musayyib dari Abu Hurairah].
Ibnu Ishaq berkata, Muhammad bin Ibrahim bin Al-Harits At-Taimi
berkata kepadaku bahwa Abu Shalih As-Samman berkata kepadaku bahwa Abu
Hurairah (nama aslinya adalah Abdullah bin Amir menurut Ibnu Hisyam, ada
yang menyebutkan Abdurrahman bin Shakhr) telah mendengar Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Aktsam bin Al-Jaun
Al-Khuza'i, "Wahai Aktsam, aku melihat 'Amr bin Luhai bin Qama'ah
menyeret usus-ususnya (di neraka) dan aku tidak melihat orang yang amat
mirip dengan orang lain melainkan engkau dengannya dan dia denganmu."
Aktsam berkata, "Barangkali kemiripannya denganku itu membahayakan
diriku wahai Rasulullah?", Rasulullah bersabda, "Tidak karena engkau
orang mukmin sedangkan dia orang kafir. Dialah orang yang pertama kali
mengubah agama Isma'il, memasang berhala, mengiris telinga unta,
melepaskan saibah, memberikan washilah dan melindungi haam." [Sanadnya
shahih. Abu Shalih adalah Dzakwan As-Samman Az-Zayat, maula Juwairiyah
binti Al-Ahmas Al-Ghathafani]
'Amr bin Luhai
Namanya adalah 'Amr bin Luhai bin Qama'ah bin Ilyas bin Mudhar bin
Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin Muqawwim bin Nahur bin Tirah bin
Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Isma'il bin Ibrahim Khalilullah. Allahu
a'lam. Dialah orang yang pertama-tama kali mendatangkan berhala dan
memulai penyembahan terhadapnya. Ibnu Hisyam berkata bahwa 'Amr bin
Luhai pergi dari Makkah ke Syam untuk satu keperluan. Ketika tiba di
Ma'arib, suatu daerah di Balqa' (ketika itu Ma'arib didiami oleh
Al-Amaliq, anak keturunan Imlaq bin Lahudz bin Sam bin Nuh), 'Amr bin
Luhai melihat mereka menyembah berhala. Ia berkata kepada mereka, "Apa
yang kalian sembah seperti yang aku lihat ini?". Mereka berkata, "Kami
menyembah berhala-berhala ini guna meminta hujan kepadanya kemudian ia
memberi kami hujan. Kami meminta pertolongan kepadanya kemudian ia
memberi kami pertolongan." 'Amr berkata, "Maukah kalian memberiku satu
berhala untuk aku bawa ke jazirah Arab?" Mereka pun memberinya 1 berhala
yang bernama Hubal. Kemudian 'Amr menyelesaikan urusannya di Syam dan
segera kembali ke Makkah, memasang berhala tersebut dan menyuruh manusia
menyembah dan mengagung-agungkannya.
Asal-usul Penyembahan Berhala di Jazirah Arab
Ibnu Ishaq berkata, Ada yang mengatakan bahwa penyebab anak keturunan
Isma'il menyembah batu adalah jika mereka mengalami kesulitan di Makkah
dan ingin pergi mencari rizki-rizki di negeri lain, mereka membawa
salah satu batu dari batu-batu tanah suci Makkah sebagai bentuk
penghormatan mereka terhadap Makkah. Jika mereka berhenti di suatu
tempat, mereka meletakkan batu tersebut kemudian thawaf di sekelilingnya
persis seperti mereka thawaf di sekeliling Ka'bah. Itulah yang terjadi
hingga akhirnya mereka pun semuanya menyembah batu yang mereka anggap
itu baik dan menarik perhatian mereka.
Generasi datang silih berganti hingga mereka lupa penyikapan yang
benar terhadap batu tersebut dan mengubah agama Nabi Ibrahim dan Nabi
Isma'il dengan agama yang lain yang bukan tuntunan dari keduanya. Mereka
menyembah berhala-berhala dan menjadi tersesat seperti umat-umat
terdahulu. Kendati begitu, di antara mereka masih terdapat sisa-sisa
pengikut Nabi Ibrahim yang berpegang teguh pada ajaran Nabi Ibrahim,
mengagungkan Ka'bah, thawaf di sekelilingnya, melakukan ibadah haji,
umrah, wukuf di Arafah dan Muzdalifah, berkurban, membaca talbiyah
ketika haji dan umrah, tetapi tidak ketinggalan pula mereka memasukkan
ajaran-ajaran baru (bid'ah) di dalamnya.
Jika orang-orang Kinanah dan orang-orang Quraisy melakukan talbiyah, mereka berkata, "Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka illa syarikun huwa laka. Tamlikuha wa ma malak
(Aku sambut panggilanMu ya Allah, aku sambut panggilanMu. Tidak ada
sekutu bagiMu kecuali sekutu tersebut menjadi milikMu. Engkau
memilikinya dan tidak ada yang memilikinya)." Demikian, mereka
mentauhidkan Allah dalam talbiyah, namun di saat bersamaan memasukkan
berhala-berhala mereka bersama Allah dan menjadikan kepemilikan
berhala-berhala tersebut di tanganNya.
Mengenai hal ini, Allah Ta'ala berfirman kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam :
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada
Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan
sembahan-sembahan lain). [QS Yusuf : 106]
Semoga catatan singkat ini bermanfaat.
Allahul Musta'an min asy-syirk, wallahu a'lamu bishawab.
Tommi Marsetio,
Jakarta Selatan, 17 Dzulqa'dah 1433 H.
Maraji' : Sirah Nabawiyyah li Ibni Hisyam, penerbit Darul Fikr, Beirut. Edisi terjemahan bahasa Indonesia, penerbit Darul Falah.
http://www.facebook.com/notes/tommi-marsetio/asal-muasal-penyembahan-berhala-di-jazirah-arab/363100113769597
Tidak ada komentar:
Posting Komentar